Candi Borobudur Warisan Dunia UNESCO yang Menyimpan Sejuta Makna
Candi Borobudur merupakan salah satu mahakarya arsitektur dan spiritual terbesar yang pernah di bangun oleh peradaban manusia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, candi ini tidak hanya menjadi ikon pariwisata Indonesia, tetapi juga simbol kejayaan masa lalu yang telah di akui dunia. Pada tahun 1991, UNESCO secara resmi menetapkan Candi Borobudur Warisan Dunia UNESCO yang Menyimpan Sejuta Makna, menegaskan nilainya yang luar biasa dari segi sejarah, budaya, dan arsitektur.
Sejarah Singkat Candi Borobudur
Candi Borobudur di bangun pada abad ke-8 dan ke-9 oleh Dinasti Syailendra, yang pada saat itu menganut agama Buddha Mahayana. Candi ini di bangun di atas bukit dengan struktur menyerupai piramida berundak, mencerminkan kosmologi Buddha yang kompleks. Tidak di temukan catatan tertulis yang menjelaskan proses pembangunan Borobudur secara rinci, namun di perkirakan pembangunan memakan waktu sekitar 75 tahun dan selesai sekitar tahun 825 Masehi.
Nama “Borobudur” di perkirakan berasal dari kata “Vihara Buddha Ur” yang berarti vihara atau biara Buddha di tempat yang tinggi. Candi ini sempat terlupakan dan tertimbun abu vulkanik selama berabad-abad, hingga akhirnya di temukan kembali pada abad ke-19 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, gubernur Inggris di Jawa saat itu.
Keunikan Arsitektur dan Makna Filosofis
Candi Borobudur memiliki struktur yang unik dan megah. Dibangun dari sekitar dua juta balok batu andesit, candi ini terdiri dari tiga tingkatan utama yang melambangkan tiga dunia dalam ajaran Buddha, yaitu Kamadhatu (alam nafsu), Rupadhatu (alam rupa), dan Arupadhatu (alam tanpa bentuk). Setiap tingkat di hiasi dengan relief yang menggambarkan ajaran Buddha. Kehidupan masyarakat pada masa itu, serta berbagai cerita Jataka dan Lalitavistara.
Terdapat 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha di seluruh kompleks candi. Pada puncaknya terdapat stupa besar di kelilingi oleh 72 stupa berlubang, masing-masing berisi arca Buddha duduk dalam posisi meditasi. Kombinasi antara estetika, detail simbolik, dan presisi arsitektur menjadikan Borobudur sebagai karya luar biasa yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga sarat makna spiritual.
Pengakuan sebagai Warisan Dunia
UNESCO menetapkan Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1991 setelah dilakukan restorasi besar-besaran oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO pada periode 1975–1982. Restorasi ini dilakukan untuk menyelamatkan candi dari kerusakan yang disebabkan oleh erosi, aktivitas manusia, serta ancaman dari bencana alam.
Penetapan ini di lakukan berdasarkan kriteria budaya UNESCO, khususnya sebagai representasi karya agung kreativitas manusia dan sebagai bukti luar biasa dari peradaban yang telah menghilang. Dengan pengakuan ini, Borobudur tidak hanya menjadi milik bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi warisan seluruh umat manusia.
Borobudur Hari Ini
Kini, Borobudur menjadi destinasi wisata utama dan juga pusat kegiatan budaya serta keagamaan, khususnya saat perayaan Waisak. Ribuan umat Buddha dari seluruh dunia datang untuk melakukan prosesi spiritual di candi ini. Pemerintah Indonesia juga terus berupaya menjaga kelestarian Borobudur melalui berbagai program konservasi dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Namun, tantangan masih ada, seperti tekanan dari pariwisata massal, perubahan iklim, dan bencana alam. Oleh karena itu, pelestarian Borobudur harus menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat lokal, maupun komunitas internasional.
Baca juga: 5 Wisata Selfie Paling Hits di Instagram yang Wajib Kamu Kunjungi
Candi Borobudur adalah bukti nyata kejayaan budaya dan spiritual Indonesia di masa lampau. Sebagai Warisan Dunia UNESCO, candi ini tidak hanya layak untuk di kagumi, tetapi juga di jaga dan di wariskan kepada generasi mendatang. Keindahannya yang abadi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadikan Borobudur bukan hanya situs sejarah. Tetapi juga sumber inspirasi yang tak ternilai bagi dunia.